Monday, September 10, 2012

Psychedelic Jakarta

2 tahun jalan . . . 7 tahun jalan kalau ditotal jumlah lamanya tahun aku tinggal di ibukota ini. Sungguh tiap2 masa merupakan tantangan tersendiri tinggal di kota ini. Masih teringat jelas betapa tersiksa dan menantangnya harus mengarungi hari2 akhir SD, masa SMP dan tahun pertama SMA ku disini. Ya perkara sosialisasi, gaya hidup dan terutama . . .  transportasi.

2 hal pertama diatas, masih aja sama. Hidup disini sungguh harus pinter2 ngatur akal dan diri, agar tidak terjebak dalam arus hedonisme, konsumerisme dan isme2 lainnya yang menjadi bagian dari kecarut marutan kota ini. Tambahin deh, keimanan dan ketabahan yang luar biasa agar bisa terjaga agar bisa mempertahankan prinsip hidup dalam hal ini. Rasanya emang hal ini akan menjadi suatu perjuangan sendiri di setiap kota besar, ngga’ Cuma milik jakarta aja.

Tapi transportasi . . .  d’oh !! Beneran deh, yang ini mau iman setinggi langit, rasanya ngga’ da habisnya masalah ini. Sejak jaman gw SD, masalah ini sudah jadi momok tersendiri. Rasanya hidup bukan lagi terfokus untuk hal yang jadi tugas utama kita, ex: kerja, belajar dll. Tapi sudah gimana caranya menikmati proses perjalanan dengan aman, nyaman dan syukur2...cepat!

Gw pikir balik ke malang selama 7 tahun dah cukup tuk membuat gw kembali ke jakarta dan menikmati kemajuan transportasinya...ternyata....NOOTT!! Emang berkembang....tapi kemacetannya juga ngga’ kalah GILAA @.@

Rasanya ngga’ cukup tuk melukiskan bagaimana kemacetan di jakarta bisa menggoncangkan kewarasan seseorang. Kalao boleh kutambahin....butuh suatu keteguhan hati yang mantap dalam mengarungi kemacetan jalan2 dsini. Keteguhan akan apa yang menjadi niat dan tujuan utama, sehingga kita bisa tetap waras ditengah kegilaan jalan2 dsini.

Pernah kuhitung2....kalau kupertahankan pola pergi pulangku yang sekarang sampai umur penisun (55 tahun), aku sudah menhabiskan hampir 1 tahun hanya di jalan saja ! Bayangkan mereka2 yang menghabiskan berjam2 di jalan demi memenuhi ongkos hidup mereka disini.

Sungguh mahal suatu karir....sungguh mahal suatu kerja....sunggu mahal kesehatan yang terbakar asap2 CO . . . . Sungguh mahal waktu yang ilang di jalan . . . Sungguh keterlaluan . . . T.T

Oleh karena itu  . . . sungguh doaku suatu saat kelak....saya bisa hengkang ke suatu tempat yang agak tenang. Tempat dimana saya bisa mewaraskan diri saya dari kegilaan dan carut marutnya kota ini. 

Lebih baik . . . . dari pada hidup ngga’ tenang .....

Urus sana . . . Urus Sini . . .

Masuk bulan kesembilan dalam tahun ini, rasanya kaya baru kemarin aja masuk 2012, and all of a sudden I’m here, all with my changes here and there. Selain urusan nikah dan kerjaan, sebetulnya ada 1 hal lain yang sudah lumayan bikin pikiran senep, yakni masalah pengurusan dokumen2 administratif terkait idup gw. Name it....SIM...KTP...STNK....dan Buku Nikah. 

Keruwetan pertama terjadi ketika ngurus KTP. Sebetulnya andai mulai dari ini ngga’ ruwet, yang lain juga ngga’ bakalan ikutan ruwet. KTP yng awalnya tercatat di Malang, kupindah ke Jakarta. Padahal, aku nantinya akan melangsungkan pernikahan di Malang. 

Jadilah keruwetan itu bermula, dari ngurus perpindahan KTP di Jakarta sampai selesai pencatatannya di KK. Baru aja itu selesai, langsung disambung dengan pengurusan berkas2 pernikahan dari kantor kelurahan dan KUA sini sampai ke instansi yang sana di Lawang sana. 

Bukan masalah gerutu ku untuk mengurus hal2 itu. Tetapi lebih pada kelalaianku untuk memikirkan segala sesuatunya lebih matang sehingga aku harus mengurusnya (hampir) sendirian. Belum lagi teringat harus bolak balik karena masalah pengetikan yang salah di beberapa dokumen. Hal2 ini lumayan bikin sport jantung dan hati ngga’ tenang dibuatnya. 

In the end, selesai juga pengurusan 2 hal itu. Namun 2 left masih nunggu. Oh well....belajar dari 2 dokumen penting itu, aku bertekad harus lebih hati2 dan mempersiapkan diri lebih awal. Namun fakta bahwa dokumen2 tersebut tercatat di luar Jakarta membuat proses memperpanjangnya juga menjadi agak lebih panjang. Walhasil, dana yang harus dipersiapkan juga lebih banyak. End result, finally got things done . . . for the while at least. 

Ah ya....kalo diinget2...aku juga sempet berurusan dengan pengadilan perihal SIM ku disita karena pelanggaran lalu lintas hahahaha....So...jadilah aku bayar denda dan ambil SIM ku di pengadilan. Time and money lost (again). Sungguh....banyak pelajaran yang kudapatkan dari pengurusan segala sesuatunya dalam beberapa bulan terakhir. Ngga’ cuma dana dan waktu yang perlu dipersiapkan, tetapi juga kehati2an dalam melakukan segala sesuatu. 

Selanjutnya, masih ada 1 hal yang perlu diurus, yaitu membuat KK sendiri. Ini karena aku sudah menikah dan agar resmi tercatat sebagai suami istri di KTP, maka perlu ada KK terpisah. But anyway, berhubung ngga’ terlalu mendesak banget, I guess I’ll take my time and enjoy life while learning the tib dits to prepare doing it later on. 

Overall...its not that I hate taking care of my administrative things as a good citizen. Its just that the process is damn tedious....paperworks here and there. Not to mention that it takes quite a while and involves quite some money...fiuuuhhh.....