Monday, January 28, 2008

Stuck in Ozzy...

O well...finaly, my solitary days have started yesterday when my parents left me here in the hotel. Jujur aja, mau sedih juga bisa tapi aku merasa hal ini ngga akan membantu banget. Yang malah membuat gw kepikiran adalah bagaimana segera menyelesaikan kewajiban2ku satu per satu dalam beberapa hari kedepan.

Esok hari aja, yakni tadi pagi, tuk ngisi waktu, gw memutuskan tuk jalan2. Niat awalku sih pengena menaiki bis CAT yang jalur merah dan biru. Apa daya niatku batal gara2 bis2 itu ngga beroperasi gara2 hri itu adalah hari libur Australia Day. Jadinya harus segera menjalankan plan B yaitu menjelajahi jalur bis yang ke arah Curtin University.

Namun aku tidak segera dapat melakukan hal ini. Ini disebabkan aku masih harus sarapan dulu. Susahnya, berhubung hari libur, makanya susah banget nyari resto ato cafe yang udah buka. Padahal waktu dah menunjukkan lewat pukul 10.30 pagi. Terpaksa gw makan di Mc D. Sebetulnya ngga bakal jadi masalah andaikata Mc D disini halal. Agar ngga makan makanan yang ngga halal, gw jadinya cuma mesan kentang, apple pie dan orange juice.

Selesai mengisi perut segera aku berjalan ke stasiun bis. Suasana cukup sepi disana. Sesampai disana rupanya bis bakal datang beberapa menit lagi so I had to prepare my exact change soon. Begitu bis datang, segera aku bayar dan duduk dengan tenang. Selama perjalanan sendiri, gw lebih cenderung memperhatikan peta jalur yang gw lewati. Selain tuk mengnal suasana sepanjang jalur, ini tuk jaga2 gw jablas melewati Curtin. Alhamdulillah gw akhirnya sampai di halte bis Curtin.

Di halte bis ini, gw plan balik dengan jalur yang sama ke arah Perth. Sayangnya bis berikutnya baru datang 1/2 jam lagi. Jadilah gw nunggu di halte sambil mendengarkan iPOD gw. Lama berselang, bis datang juga. Sepanjang perjalanan pulang, gw bisa lebih menikmati perjalanan coz gw tinggal turun di stasiun Wellington St. Sayangnya, turundari bis, rasanya pusing menyerangkepala gw. Sepertinya sih gara2 kena AC langsung di bis. Pengen langsung ke hotel tapi gw pikir makan siang dulu. Sekalian makan yang banyak lah biar malamnya ngga perlu makan lagi so gw pikir makan kebab merupakan keputusan baik. Alhamdulillah tempatnya buka so makanlah gw dengan lahap.

And so that's my journey around Perth today and alone. Masih pengen jalan2 menjelajahi jalur2 lain termasuk jalur kereta api tapi gw pikir itu bisa buat nanti2. Beberapa hari kedepan terutama besok gw tentunya bakal disibukkan dengan urusan2 seperti checkout dan pindah ke asrama. Bagaimana jadinyabesok gw tentunya ngga tahu, tapi gw berharap sangat semua berjalan lancar tanpa adanya gangguan dan halangan.

Bicara masalah pindah, ada seorang yang bernama Evy. Orang ini pertama menghubungi gw hari Jumat siang. Ngomongnya sih dia tahu no gw dari IDP malang. Terlepas dari bagaimana hal ini bisa terjadi tanpa sepengetahuanku, yang pasti hal ini jadi semacam berkah bagi gw coz ada yang setidaknya menemani gw di Perth. Kebetulan dia juga nempuh S2 dan di Curtin juga. Aslinya sih ketemuan tadi pagi tapi gw putuskan besok selasa aja. Ini karena anaknya minta ditemani tuk nyari2 tempat tinggal dan kantor2 baru buka kembali besok. Ya itung2 ada kerjaan pasti besoknya. Itupun kalo ngga minta ditemani juga gpp. At least I know that Im not alone in this sort of situation.

Habis ini, sholat asar dan ngenet. Tentunya salah satunya tuk nge post blog ini. Aslinya gw ngga menjadwalkan tuk ngenet lagi. Sayangnya banyak bahan2 ngenet gw kemaren error dan ngga bisa dibuka. Jadi harus ngenet lagi, toh emang bahan2 gw yang ilang salah satunya terkait orientasi dan kuliah gw so I'll be really needing those information. Jujur, gw ngga senang walo emang penting coz itu juga menghabiskan uang. Walo harganya sebanding dengan kecepatannya (rata2 40 kb/sec rek!!!), tapi masalahnya sampai gajian gw berikutnya gw harus bener2 menghemat segala sesuatu. Just hope such kind of situation doesn't happen again.
Anyway, may I have more colourfull days tomorrow and next time. Ini juga agar aku dapat segera menatap hari esok dan ngga cepat homesick. AMIN...

NB : Sebanyak apapun anda berpamitan dan mengucapkan selamat tinggal, hal ini ngga akan pernah cukup begitu anda telah berpisah dengan orang2 terdekat anda...

Sunday, January 27, 2008

24 hours later....(Part 2)

OK...lega dah gw dah dapat tempat tinggal di perth. Berarti setengah dari beban-beban awal di perth sudah terselesaikan. Tinggal menyelesaikan masalah2 pendukung lainnya yang turut menunjang kehidupan gw disini.

Selesai dari Curtin, kta semua kembali ke hotel untuk akhirnya check-In. Walo terjadwal untuk masih keluar jalan2 nyari barang pendukung hidup di kmar, waktu di kamar gw manfaatin baik2 tuk istirahat sedikit dan membaringkan tubuh yang lumayan remuk karena sedikitnya istirahat dan rasa jet lag yang masih lumayan tersisa. Di tengah-tengah istirahat itu gw memandang ke jendela jauh ke arah cakrawala dan berpikir, betapa cepatnya waktu berlalu sejak sore sebelum gw berangkat. Seakan baru kemarin gw di Indonesia dan sekaranang ke depan gw harus mulai berjuang di kota yang asing ini. Mengingat pesan2 dukungan dari teman2 sebelum berangkat, gw jadi kembali rindu akan mereka semua dan berekad agar tetap tabah demi aku dan mereka semua.

Setelah cukup istirahat di kamar, kembali kami keluar jalan2. Kali ini semua berjalan lebih santai karena target utama sudah tercapai. Sambil jalan2 inilah kita sembari mencari barang2 yang gw butuh di kamar seperti sprei, bantal dan sarungnya, piring, garpu sendok dan hal2 lain. Aslinya sih mau beli langsung tapi kita putuskan tuk jalan2 dan membandingkan harga2 di beberapa toko dulu. Karena barang2 disini cukup mahal, maka kami memang harus berhemat agar bisa dapat barang yang bagus dengan harga agak murah. Bahkan selisih $1 pun cukup berharga bagi kami.

Namun, acara2 jalan2 kami sedikit terganggu dengan rasa lapar yang amat sangat. Emang sih, waktu ketika itu sudah menunjukkan pukul 6 lewat. Walo langit masih cukup terang tapi yang bagi gw, itu sudah waktunya mengisi baterai diri. So kami akhirnya makan di sebuah resto halal yang menjual makanan malaysia. Bisa dikatakan lumayan enak dan cocok coz sebagian besar makanannya hampir sama dengan makanan Indo. Kalopun ada yang beda itu adalah porsinya yang besar. Andai itu ngga dalam keadaan lapar, jamin deh gw bakalan bisa menghabisi makanan gw.

Kami masih lanjut mencari toko2 dan membandingkan harga2. Perjalanan berakhir di toko yang bernama Target. Disini kami membeli barang2 seperti gelas, bantal, piring, sprei+sarung bantal. Sisa barang2 yang kami beli kami putuskan tuk membelinya besok. Yang pertama karena kami sudah cukup lelah berjalan2 seharian sejak dari bandara. Yang kedua karena emang barang2 yang kami beli sudah cukup banyak dan repot untuk membawanya. So, berjalanlah kami menyeret kaki kami kembali ke hotel untuk menaruh barang dan mulai beristirahat.

GW kira itu dah bener2 selesai dan ngga perlu lagi keluar hotel tuk sisa hari. Ternyata gw kelupaan barang2 gw di mobil dan harus gw ambil, terutama tuk starter pack SIM card gw. GW masih harus mempelajari cara pemakaiannya yang masih asing bagi gw. Sayangnya ayah baru ke tempat parkir setelah maghrib(padahal waktu dah jam 8 lewat dan langit masih sedikit terang ^^;). Berhubung ada waktu, gw pake aja tuk nulis blog bagian pertama ini. Lega juga sih bisa akhirnya menuliskan isi hati setelah badan capek dan hati masih diserang rasa homesick yan teramat sangat.

Gw baru sempet keluar ke mobil sekitar jam 1/2 10. Jalan2 sudah cukup sepi dan sebagian toko2 dijalan sudah tutup. Kalopun ada yang masih buka itu adalah cafe2 dan pub2 yang sebagian isinya adalah orang berkaraoke dalam keadaan mabuk karena alkohol. Bahkan kami sempat mendapati ada orang mabuk dan ngamuk2 mukul dan menendang barang2 apapun yang dia lewati. Anyway, masih untung convinience store yang kami tuju masih buka. Yang kami beli cuma beberapa botol air putih (yang ternyata bermerk aqua, ngga nyangka ada<_<) dan beberapa camilan tambahan. Setelah menitipkannya di kamar hotel sebentar, barulah kami berjalan kesana.

Back to hotel, aku berusaha untuk menyelesaikan sisa blog ini yang part 1. Langit sudah kembali gelap dan waktu sudah menunjukkan pukul 11. Sebelum ku terlelap dalam tidur gw, gw bergumam, betapa waktu berjalan cepat dalam jangka waktu 24 jam lebih terakhir. Mulai dari persiapan terakhir berangkat, ngirimi teman2 sms pamitan, ke bandara,nunggu pesawat, berangkat, sampai, nyari akomodasi, belanja dan akhirnya di kamar. Semua sudah berjalan dan selesai bahkan sebelum aku sendiri telah menyadarinya. Sebelum menikmati first sleep gw di Perth, gw cuma berharap dalam hati bahwa semoga2 hari2 berikutnya gw disini bisa dilancarkan dan rasa homesick gw bisa berkurang. Kenapa gw juga berharap yang terakhir. Itu karena gw ngga pengen sekadar menatap masa lalu tapi juga bersiap tuk mengahadapi masa depan. GW ngga mau mengulangi kesalahan gw dulu oleh karena itu gw harus menyiapkan langkah2 gw selanjutnya. Biarlah sms2 terakhir temen2 gw jadi pemacu semangat bagi gw tuk meraih kesuksesan gw disini. My last thought b4 sleep, my life struggle has just begun.......

24 hours later....(Part 1)

Well...here I'am now in Perth. Walo lega bisa juga sampai di kota ini setelah penantian yang cukup lama, tapi yang jelas hatiku banyak meninggalkan kisah.

Dalam 24 jam terakhir lebih dikit mulai sore maghrib sebelum aku berangkat sampai pukul 9 ketika aku menuliskan blog ini keesokan harinya, banyak dan banyak hal yang telah terjadi. Yang jelas apa yang gw lakukan selama waktu tersebut cukup menyita waktu dan menguras emosi-ku beberapa saat.

Sore itu gw mulai ngirim sms pamitan ke beberapa teman. Yang jelas gw cicil, mulai yang paling jarang dw hubungi sampai yang paling sering. Sms balasan pun mulai datang secara bergelombang mulai saat itu sampai beberapa saat menjelang aku boarding ke pesawat. Yang pasti, semua pesan itu meninggalkan pesan mendalam bagi diriku yakni betpa banyak rupanya orang yang perhatian padaku dan berharap banyak akan kesuksesanku kuliah di Perth ini. Sayangnya karena satu dan lain hal, gw ngga sempet memperpanjang dan memperbanyak waktu2 terakhir dengan teman2 karena satu dan lain hal seperti salah satunya kehabisan pulsa. Padahal sorenya gw dah minta lim tuk ngutangi pulsa sebanyak 15K. Nevertheless, paling ngga gw lega sekitar 90% lebih teman2ku sudah kupamiti.

Memasuki pesawat, rupanya kondisi cukup bikin sesak karena banyak2nya wong2 bule menurut gw yang menuh2in kursi pesawat yang cukup kecil aslinya. Niat awal untuk segera pulas tertidur setelah take off buyar gara2 makan malam disajikan. Walo cukup enak, tapi tetap aja gw agak sebel coz habis itu gw lumayan susah tuk kembali tidur nyenyak. Akhirnya, gw berhasil memejamkan mataku walo ngga pulas skitar 2 jam sebelum dibangunin beberapa menit menjelang kedatangan di perth.

Turun di pesawat, badan rasanya kaya habis diremuk oleh 2 pesumo level yokozuna, ngantuk dan capek tapi tidak tersalurkan secara benar. Sebelum sempat memikirkan hal ini, gw dah kembali disibukkan dengan sedikit masalah terkait bumbu pecel yang gw bawa. Rupanya hal ini harus dilaporkan dan gw sama sekali ngga tahu mengenai hal ini. Keluar dari bandara tahu2 langit sudah cukup cerah sehingga bisa dikatakan gw telat sholat subuh. Cih...bettter not repeat it again :(Dari bandara naik taksi sampailah di hotel yang letaknya di tengah kota Perth. Sayangnya ngga bisa langsung check in sehingga beberapa barang harus dititipkan dan keluarlah kita mencari sarapan tuk mengisi menyongsong hari yang bisa dikatakan lumayan melelahkan.

Akhirnya terpaksa sarapan di Mc D. Aslinya sih banyaaaakkkk banget menunya yang g halal, tapi gw akalin dengan makan hotcakes aja+teh. Sebetulnya ada beberapa resto halal yang kami temui tapi beberapa memang belum buka sepagi itu. Aslinya juga makan hotcake sama sekali ngga mengenyangkan but terpaksa sekali harus dibetah-betahin.Setelah itu, gw nyempetin diri tuk beli kartu perdana dimana gw memutuskan memilih yes optus.

Rupanya tuk urusan kartu telepon kli ini cukup bikin senewen. Apalagi kalo bukan karena ribetnya aktivasi yang ternyata harus dilakukan dengan berbicara langsung dengan operator. Kalah ah ama metode aktivasi di Indo yang cepat dan cuma lewat sms aja. Setelah melewati interogasi opeartor berlogat India yang lumayan bikin telinga merah, gw akhirnya bisa mencoba secara terbatas fitur2nya. G banyak2, cuma ngabari pihak IDP mengenai kedatanganku di Perth. Ahya...Rupanya dari aktivasi tadi gw mempelajari 1 hal menarik yakni ketika beli kartu SIM perdama disana itu belum termasuk no hp definitif. In other words, kita baru dapat nomor pasti setelah kita melakukan aktivasi dan disetujui, ruweeeeeeeetttttttt........

Next thing....mencari mobil sewaan tuk dipake ngideri sekitar Curtin mencari akomodasi. Tuk hal ini, awalnya gw cukup waswas karena ayah ngga punya SIM internasonal. Tapi ternyata pake SIM Indonesia bisa juga so akhirnya meluncurlah juga kita mencari kampus CUrtin yang berada di luar pusat kota. Mencarinya sendiri pun juga cukup ruwet karena ketidaklengkapan pada peta yang dibeli ayah, kita sempet beberapa kali tersesat dan harus mencari jalan kembali ke jalan utama. Begitu sampai di Curtin pun juga masih bikin bingung coz rupanya tempatnya sangat luas dan akhirnya kita harus memarkir mobil dan mencarinya dengan berjalan kaki ke International Office.

Sampai disana, segera kutanyakan pada petugas yang ada apakah bisa dibantu mencarikan akomodasi. Alhamdulillah responnya cukup baik dengan disediakan waktu janjian sekitar 45 menit kemudian. Sisa waktu ini kemudian kupake tuk makan siang di cafetaria di samping kantor itu yang kebetulan juga menjual makanan padang halal. Kebetulan yang baik pula ketika mendapati bahwa yang menjual adalah orang Indonesia yang baik hati juga menawarkan tempat tinggalnya. Tawaran yang menarik tapi sayangnya harus kulakukan semacam perbandingan dengan tempat2 yang bakal gw cari berikutnya.

Setelah bertemu pada waktu yang disepakati, kami semua bersama pertugas dari housing service meluncur ke tempat2 off campus yang menawarkan tempat kosong. Yang pertama kami datangi adalah sebuah flat dekat kampus. Aslinya sih mau bangat yang ini coz kondisinya fully furnished and termasuk beberapa tambhan seperti TV, DVD player dan favorit gw.....Playstation 2!!!Wah...andaikata gw jadi nempati yang ini, jamin deh hari2 ku di bang yus bakal serasa dibangkitkan kembali. Sayangnya tempat itu mempunyai satu kelemahan payah yakni hawanya yang sangat menyengat. So terpaksa kami mencari lagi. Pilihan berikutnya rupanya datang dari lokasi On-campus yakni di Don Watts. Bisa dibilang yang ini lebih unggul dari segi jarak dai kampus serta nuansanya yang lumayan rindang. Akhirnya gw putuskan tuk ambil yang ini. At least paling ngga bisa dapat kamar dengan keadaan yang sama dengan pilihan pertama tapi jauuuhhh lebih dekat dengan kampus. Ah...andaikata gw bisa memastikan tempat ini jauh2 hari dari Indonesia, pasti gw ngga bakalan harus repot2 mencari akomodasi di Perth.

To be continued.....

Thanks for The Memories

Akhirnya, keluar juga gw dari Malang. Walo belum sampai di Perth n mampir ke Jakarta, tapi yang jelas hal ini meninggalkan perasaan sentimentil yang cukup mendalam bagi gw. Suatu hal yang wajar mengingat gw telah tinggal di Malang selama kurang lebih 7 tahun, paling lama dibandingkan tempat2 lain yang telah gw tinggali sebelumnya. Selain itu, juga karena dibandingkan tempat2 lain, gw juga mengalami banyak hal secara lengkap dan mendapatkan pengalaman yang tak ternilai.

Yang patut kusyukuri adalah fakta bahwa aku meninggalkan Malang dalam keadaan baik2 dengan orang lain dan penuh kenangan indah, tidak halnya ketika terakhir kaliaku meninggalkan Jakarta beberapa tahun silam. Tahun2 ku di Malang harus kuakui telah membentuk dan mematangkan diriku sebagai seorang manusia dalam menghadapi getir pahitnya kehidupan yang tidak sempurna ini.

Padahal, ketika aku meninggalkan Jakarta aku tidak punya bayangan bagaimana pahitnya hidupku jika tinggal di Malang. Ternyata, hidup bahkan jauh lebih nyaman di Malang, sampe2 aku enggan untuk meninggalkan kota yang paling bagus se-Indonesia menurut gw. But life goes on and so I have 2 pursue my future outside Malang.

Kalopun jika ada yang kusesalkan ketika meninggalkan malang adalah tidak bisanya aku menemui temen2ku satu per satu sebelum berangkat. Wajar sih, coz 2 minggu sebelum berangkat jadwal gw sudah cukup ruwet harus ngurus ini dan itu. Bahkan sehari sebelum berangkat pun masih harus ngurusi perihal pemotongan rumput di rumah.

Waktu 7 bulan setelah aku selesai kompre benar2 terasa singkat dan cepat. Mulai dari les IELTS dan ujiannya, jalan2 ma teman2 ke berbagai tempat, wisuda dan lain2, semua itu serasa kepingan kenangan terindah yang sulit untuk dilupakan begitu saja. Aku berharap suatu saat aku dpat kembali mengingat waktu2 tersebut bersama2 temen2 jika Allah SWT menghendaki.

My hope and expectations when arriving at Perth aren't that high. Pertama2 mendapatkan tempat tinggal yang memadai, layak serta dengan harga yang pantas karena ini merupakan masalah utama yang sekarang sampai hal itu terpenuhi yang harus kuselesaikan. Setelah selesai adalah menyelesaikan tetek bengek lapor diri dan segera mengenali keadaan dan tempat2 di kota Perth sesegera mungkin.

And so, I can only bid farewell 4 the moment and say Thank's for the memories all these time.

Saturday, January 19, 2008

Drama Review : The Legend (Taewang Sa Shin Gi)


Satu lagi drama korea berbasis sejarah yang gw liat. Secara cerita dan latar sejarah, drama ini bisa dikatakan merupakan lanjutan dari drama Jumong dimana drama ini menceritakan mengenai kehidupan raja ke-19 Goguryeo yang notabene merupakan turunan Jumong. Walopun ada kaitan sejarah, tapi ceritanya sendiri merupakan cerita terpisah dari drama Jumong. Selain yang telah disebutkan diatas, drama ini juga menceritakan mengenai 4 dewa pelindung raja legendaris Jyuushin yang dijanjikan akan hadir dan melayani raja ini untuk mempersatukan seluruh bangsa Korea.

Drama ini diperankan oleh aktor terkenal Bae Yong Jun yang melejit berkat drama Winter Sonata dan Hotelier sebagai raja Damdeok. Juga ada pendatang baru Lee Ji Ah yang memerankan salah satu titisan dewa pelindung dan juga sebagai salah satu love interest tokoh utama. Walo bisa dikatakan berlatar belakang sejarah, tapi cukup banyak unsur mistik yang disertakan seperti adanya 4 dewa pelindung. Selain itu, drama ini juga menyertakan intrik yang cukup dalam dari awal cerita mengenai perebutan simbol 4 dewa tersebut dan pertumpahan darah antar kelompok kerajaan mengenai siapakah titisan raja Jyuushin yang sesunguhnya.

Dari segi akting, bisa saya katakan cukup memuaskan, terutama tuk Lee Ji Ah yang seorang pendatang baru sukses untuk menghayati perannya secara sungguh-sungguh. Juga dari penggunaan efek visual CG yang cukup memukau. Begitu juga pertarungannya yang sangat kolosal. Dari cerita sih secara umum lumayan bagus. Hanya saja menurut gw endingnya cukup ngga jelas karena tidak dijelaskan secara gamblang bagaimana semuanya berakhir dan penuh dengan simbolisme. Hal ini juga diperparah dengan buruknya kualitas terjemahannya dan hasil convert di dvd-nya. Jadinya ngga bisa menikmati secara keseluruhan deh :(.

Anyway, drama ini jika dibandingkan dengan Jumong bisa dikatakan sama serunya kalo ngga lebih baik. Keunggulan drama ini adalah kentalnya suasana intrik dan persaingan serta permainan strategi antar kubu. Tuk cerita cintanya, gw bilang sih biasa2 aja soalnya kurang begitu terasa bagi gw jika dibandingkan Jumong. Tapi secara keseluruhan, lumayan mantap tuk ditonton drama ini. Ngga bakal rugi deh pokoknya. Nilai 4 dari 5 tuk drama ini.

Monday, January 07, 2008

Rainy 2 Depart

UUhhhhhhh....ujan terus nih. Parah juga musim hujannya kali ini. Bayangkan, dalam sehari bisa hujan ters menerus tanp berhenti dalam beberapa hari terakhir. Yang jelas....hal ini bikin malas tuk keluar. Kalopun ada mobil tuk keluar, rasanya malaaaaasssss banget coz mood serasa ilang.

Ahhh, cukup ngeluhnya. Anyway, filing in my numbered days, I guess I'm gona have to prepare what 2 bring and what I should leave. Juga membuang barang2 yang sekiranya ngga dibutuhkan lagi. Agar ngga kaget, hal2 ini harus mulai kucicil dari sekarang sampai hari keberangkatan.

Selain hal diatas, aku pikir tuk segera menamatkan drama2 dan komik2 yang belum kuselesaikan. Walo aku yakin masih bisa baca di Perth sana, tapi tentunya ngga bakal seleluasa disini. Juga mumpung belum berangkat, banyak2in ketemu ma temen2 selagi masih bisa. Tidak lupa mempelajari kembali bahan2 akuntansi yang dah lumayan terkikis oleh banyaknya liburan selama 7 bulan sejak kompre.

Satu hal yang masih mengganggu pikiranku sampai saat ini adalah belum keluarnya visa pelajarku. Padahal tiket pesawat dah dipesan ortu tuk tanggal 24 ntar. Juga belum pastinya masalah akomodasiku disana akibat masih liburnya wong2 di Perth. Yaaaa.....moga2 aja hal2 ini bisa selesai at least dalam 2 minngu ini coz that's how much time I'f got left here.

Anyway, hope things goes smoothly till I depart. @ anyone, every departure 2 somewhere new would be quite awkward. 2 me personally, such things aren't new due to myself having 2 move places following my father's work. But now is a completly different story since I'll be living alone, without no one to know and at a foreign country. My dearest wishis that I'll be able to survive and quickly adapt myself at Perth in terms of living and studying. Amiiiiinnnn......-_-

Friday, January 04, 2008

Movie Review : I Am Legend


Film baru yang dibintangi Will Smith kali ini menurut gw agak beda nuansanya. Biasanya film2 yang dia bintangi cukup ramai. Tapi kali ini nuansa yang diangkat bisa dikatakan cukup sepi dan dalam bagi gw. Peran yang dimainkan adalah Robert Neville, seorang peneliti militer yang merupakan satu2nya orang yang selamat diseluruh kota New York dimana seluruh penduduknya musnah karena suatu virus misterius yang telah memusnahkan sekitar 90% lebih populasi umat manusia di seluruh muka bumi.

Dengan latar belakang demikian, maka akan kita dapati sebagian besar dari isi film merupakan bagaimana upaya dia untuk bertahan hidup ditengah kota yang sunyi senyap akibat sebaran virus. Dialah satu2nya yang selmat karena dia pulalah yang memiliki antibodi yang menyebabkan dia kebal dari virus tersebut. Sehingga dia juga berupaya untuk meneliti dan menciptakan suatu vaksin bagi virus itu selain kegiatan sehari-harinya berburu dan menyebarkan berita mengenai kehadiran dirinya kepada seluruh dunia melalui gelombang radio AM.Segala berubah ketika hadir 2 manusia, 1 wanita dan 1 anak2 ketika Robert tengah melepaskan diri dari serbuan zombie2 hidup yang terkena virus. Dari mereka, Robert dibujuk untuk mengikuti mereka dalam upaya mencari koloni, suatu hal yang dibantah eksistensinya oleh Robert karena keyakinannya bahwa hal itu tidak pernah ada.

Kebanyakan dialognya merupakan pembicaraan Robert dengan anjingnya, dirinya sendiri atau dengan manekin2 yang sepertinya telah diatur sedemikian rupa oleh dirinya. Suatu ha yang menarik bagi gw karena merupakan usaha menjga kewarasannya akibat tiadanya orang lain yang selamat. Tapi tingkat kewarasan ini juga akhirnya sepertinya kalah ketika hadir 2 orang yang mengajak dia mencari koloni. Mengenai 2 orang yang muncul ini, bagi gw tersa misterius banget karena dari segi setting cerita, ngga ada jalan mereka bisa masuk ke pulau Manhattan yang terisolasi dari sisa kota Ney York akibat putusnya berbagai jalan2 penghubung.

Terlepas dari beberapa keanehan, film ini menawarkan suatu kisah yang cukup kelam tapi mendalam maknanya. Bagaimana seseorang sendirian mempertahankan hidupnya dan sekaligus berusaha menciptakan vaksin dari virus yang tengah menyebar. Juga menggambarkan kesendirian yang dia alami akibat terjadinya seluruh peristiwa tersebut. Dan Will Smith kembali membuktikan bahwa dia sukses (at least 2 me) memerankan peran ini dengan penghayatan yang sungguh2. Paling ngga hal inilah yang bisa menutupi jalan cerita yang lumayan misterius dan sepi. I'll give 4 out of 5 4 this one.

Tuesday, January 01, 2008

Drama Review : Hanazakari no Kimitachi e


Satu lagi drama yang diangkat berdasarkan komik yang sukses dipasaran. Mengisahkan tentang seorang cewek yang pindah sekolah agar dekat dengan idolanya. Masalahnya dia masuk ke sekolah khusus cowok yang berarti dia juga harus menyamar jadi cowok pula. Judul ini bernasib sama dengan Hana Yori Dango dimana dibuat versi Taiwan-nya terlebih dahulu sebelum versi jepangnya dibuat. Walo ada perbedaan sana sini dengan versi komiknya, dramanya sendiri secara garis besar cerita masih sama dengan komiknya.

Jika dicari perbedaan yang paling kentara, maka akan terlihat bahwa kadar joke dan nuansa lucunya akan lebih terasa di dramanya dibandingkan komiknya. Hal ini juga ditambah adanya berbagai unsur parodi dari beberapa anime dan drama lainnya di drama ini. Juga ada semacam penurunan tingkat kesaruan dan explisitas dari beberapa masalah yang ada terutama perihal masalah gay yang di komiknya sangatlah kentara.

Adanya perubahan-perubahan itu sih bagi gw ngga menggangu banget. Lagian gila aja kalo hal2 kaya masalah2 gay diangkat secara explist kaya komiknya, wah...bakalan kaco tuh. Hanya saja gw sendiri agak menyayangkan unsur komedinya yang sedikit over dosis. Emang sih beberapa dari hal tersebut juga didasarkan pada komiknya. Tetapi andaikata tidak disertai dengan unsur2 parodi dari drama ato anime lain maka akan menjadi lebih baik.

Secara keseluruhan, drama ini cukup menarik.....dan lucu tentunya. Tambahan.....hanya kurang panjang episodenya. Coba ditambahin 1 episode aja. Aktingnya lumayan sip, apalagi pemilihan Horikita Maki sebagai Ashiya Mizuki, cocok banget!Sayangnya cast tuk seluruh siswa Ohsaka Gakuen-nya kurang banyak. Jadi kentara banget kalo sekolahnya cuma sekolah kecil :(.As a score.....4 out ot 5 would be fair