Wednesday, November 21, 2007

And the story continues. . . .

Fuuuhhhh....akhirnya.....masa perjuangan selama 4,5 tahun terbayarkan sudah dengan adanya wisuda kemarin. Sungguh, rasanya senang dan gembira setalah akhirnya gelar sarjana ekonomi secara resmi berhasil kita sandang. Namun demikian, hal ini bukanlah akhir dari segalanya. Malah bisa dikatakan merupakan awal dari sebuah perjuangan dan fase hidup yang lebih berat dan menantang.

Mengenai berpisahnya kita dengan teman2 kuliah kita merupakan hal yang pasti. Sedih dan berat memang berpisah, tapi itulah hidup dimana kita bertemu untuk kemudian berpisah kembali. Saya tidak akan mengangkat dilematika seputar hal ini tetapi yang lebih seru adalah mengenai hal apakah yang akan kita lakukan selepas kuliah?

Kalo ngikuti garis normal, rata2 sih seusai kuliah ya nyari kerja, ngga cowok dan cewek. Kalo yang beruntung, malah ketika masih kuliah pun ada yang udah merintis kerja secara mandiri. Dan kalo dicari lainnya, beberapa orang menempuh lagi kuliah jenjang S2, entah di dalam atau luar negeri.

Tapi terlepas dari segala pilihan yang kita ambil seusai kuliah S1, tentunya kita telah melewati salah satu fase yang bisa dikatakan paling seru, menantang dan juga mengharu biru kehidupan kita. Segala hal yang kita dapat dan rasakan selama itu akan membentuk dan memantapkan pola pikir dan kepirbadian kita sebelum kita terjun dalam medan masyarakat yang riil. Kenapa saya katakan riil adalah karena kehidupan kampus cenderung menawarkan idealisme dan semangat yang walopun bagus,tetapi bagi sebagian besar orang tidak mengetahui caranya menerapkan dan meleburkan hal2 tersebut dalam masyarakat. Hasil dari hal ini adalah terjadinya semacam lag antara apa yang terjadi di kampus dengan di masyarakat, baik itu untuk pelajaran yangkita terima di kuliah maupun tuk hal lainnya yang bersifat lebih abstrak.

So...the point is that, walopun kita telah lulus, namun kita tetap harus membuktikan bahwa kita layak dan sepantasnya untuk berada di masyarakat yang riil dan yang seringkali bertindak irasional sehingga dapat memberikan kontribusi nyata baginya. Kita tidak lagi hidup di dunia awang-awang yang penuh keindahan idealisme dan perjuangan muda, tetapi kita telah menginjak dunia dimana idealisme dan perjuangan selama di kampus itu benar-benar dipertaruhkan nasib kelanjutannya, apakah terus berkembang atau justru layu sebelum berkembang.

Akhir kata. . . semoga kita-kita yang baru lulus bisa hidup penuh bahagia dan tidak terbawa arus kegilaan dan kesemrawutan yang telah melanda sebagian besar masyarakat negeri ini. . . amiiinnnn.

No comments:

Post a Comment