Thursday, October 18, 2007

Regaining my lost time......

Review lagi nih.....he..he..he..ngga kerasa dah setaon. Dan selama itu pula aku sukses menuliskan blog pribadiku secara konsisten. Alhamdulillah sejauh ini terbukti membantuku melewati masa-masa senang dn susah selama setaon ini.

Aku masih inget ketika menulis blog ini setaon lalu. Aslinya sih gara2 tertarik nyoba nulis aja. Tapi ternyata sejauh ini lumayan manjur jadi sarana pelepas stress dan tempat menuangkan segala ide dan pikiran yang berkecamuk di otakku.Waktu itu masih awal2 masa ngerjain skripsi. Masih penuh optimisme yang tinggi untuk dapat menyelesaikannya pada akhir 2006. But things back then turned out realy bad.

Ternyata setelah aku menyelesaikan prop-ku eh, dosenku malah seakan membiarkanku tanpa bimbingan apapun. Jujur aja, mendengar hal itu membuatku cukup pusing dan bingung, Mau ngerjain gimana kalo dilakukan tanpa suatu arahan dan bimbingan??Belum selesai mikirin hal ini eh gw kena lagi masalah lain terkait skripsiku. Rupanya aku baru tahu belakangan setelah diskusi dengan ebes'e denok bahwa apa yang ingin kuteliti ngga bisa dilakukan dengan metpen yang telah jauh2 hari kurencanakan. In other words....ganti metpen....yang juga berarti membongkar sekitar 60% isi skripsi yang tlah kukerjakan waktu itu agar kompatibel dengan metpen yang baru ini. TUk dua hal ini aja, cukup tuk membuatku linglung selama kurang lebih 2 bulan dari bulan Desember ampe awal februari. It took me a while to regain my courage and fighting spirit back then to quickly finish off my thesis whatever the consequences.

Pertengahan Februari aku mulai ngerjain proses penelitianku dengan mewawancarai responden2 yang kutemui di kampus. Sial pula bagiku. Anak2 di kampus pada libur jadinya aku sendiri ngga bisa mewawancarai banyak orang. Mau nunggu ampe masuk berarti jelasnya membuang waktu serta melanggar beberapa poin dari metpenku sendiri. Anyway....I did the finish up the job and continued to the next round which was summarizing the interview results.

Nasib buruk kembali menghadangku. Planku tuk menghadap dosen kembali pada awal Maret tertunda 3 minggu lamanya gara2 aku terkena gejala tipus. Yang pasti aku harus istirahat badan dan pikiran waktu itu agar cepat sembuh. Tapi tentunya dengan adanya hal ini ketika itu, maka waktu ujian kompre yang kucanangkan mau ngga mau harus kembali mundur. Luckily by the end of March I managed to see my counselor again after more than half a year.

Ngga seburuk yang kukira. Tapi tetap aja aku ditanyain segala macam pertanyaan terutama mengenai metpenku. Untungnya ditengah-tengah masa frustrasiku sebelum aku dah menyusun plan andaikata aku dihadapkan pada keadaan seperti itu. Dan alhamdulillah lolos. Tinggal poles sana sini untuk kemudian menjalani ujian skripsi.

Entah kenapa pula lagi.....waktu kompre pun ngga luput dari acara pengunduran. Ampe 2 kali lagi?!Awalnya sih diset tuk akhir April terus ngga taunya awal Maret.Dah siap2 eh dosen gw yang malah ngga bisa tnggal segitu. Akhirnya diputuskan akhir Mei. Stres, gelisah dan khawatir tentu saja ada waktu itu. Tapi allhamdulillah aku bisa melewati ujian itu tanp harus ngulang lagi, hanya kena revisi singkat aja yang memakan waktu sebulan.

Sebulan nggarap revisi, akhirnya aku bisa segera ngurus tetek bengek administrasi tuk lulus dan wisuda. Cukup melelahkan juga coz harus wira wiri ke berbagai gebdung di lingkungan Unibraw agar bisa menyelesaikan hal tersebut. Baru setelah hal ini selesai aku berkesempata melanjutkan ke level berikutnya yaitu mempersiapkan urusan kuliah S2 ku. Sebagai langkah awal, aku memulai IELTS prep di IDP.

Walaupun lumayan tuk ngisi waktu seusai nggarap skripsi, ternyata lesnya sendiri ngga sesantai yang kuperkiran. Apalagi dengan target ujian awal September, les 4 kal seminggu bener2 membuat badan dan pikiran lumayan lelah. Ternyata emang belajar di EF dengan tuk tes IELTS sendiri beda jauhhhhhh......sejauh Jakarta NYC jekkk!!Namun demikian harus ku bela-belain tahan agar dapat langsung lulus dengan nilai yang diperlukan.

And it really did pay of. I managed to get 7,5 for the overall score. It turned out to be quite a feat for a normal Indonesian and for me, coz I was predicting to get just 6,5 or 7. Lucky me. Reaching the goal was great but other things were ready in store for me after not atendding IELTS prep again. Things turned out really boring. RAmadhan was also approaching early in September.

As for my personal life, I guess the past months have been used to blossom and spice up my relationship. I had this relationship with one of my collegue (of course in the opposite sex). I only regarded her as a friend and fellow student doing the thesis together. But it turned out she liked me back then. Even though I did know this personally, I quite dissaoined to hear it after quite a while. Till now, kita tetep berteman aja sih. Hanya sja apa perasaanku aja, kok rasanya pertemanan kita kok berlebihan ya???Makanya aku belakangan ini berusaha keras tuk mengembalikan segala sesuatunya seperti seharus dan sepatutnya.

Belum cukup dengan hal ini, rupanya ada "badut" yang seneng banget ngekor gw. Temen kelas gw sih di EF. Kalo yang ini dah keliatan banget ampe aku merasa perlu tuk memperlakukannya secara tegas hanya sebagai temen biasa. Susah juga sih menyelesaikan masalah yang ditimbulkan gara2 kebanyakan flirting sana sini. Tapi tuk badut satu ini hukumnya wajib. Bukannya tega, tapi aku pikir tuk kebaikan dianya juga. Lagian anaknya masih SMA, masa depannya masih panjang. Kenapa harus nunggu bujangan lapuk yang ngga jelas masa depannya ini sih???

Kadang aku berpikir, kenapa dari dulu gw ngga pacaran ya??Tapi mungkin dah suratan takdir dari Allah SWT agar aku dijauhkan dari hal2 beginian. Hanya saja, gejolak ku sebagai pria sehat nan normal semakin mendorongku tuk paling ngga memikirkan bagaimana calon pasangn hidup gw. Andaikata hal2 seperti ini seindah dahulu kala.....(U know what ^^)

Hal lain yang juga menjadi pkiranku adalah tawaran tuk kembali ngaji oleh temen2 seperjuanganku dahulu. Tuk yang ini...jujur aja...aku takut. Bukan dalam artian takut menjalaninya, tetapi takut gagal. Mungkin bisa dikatakan ini jadi semacam penyakit latenku sejak masa-masa itu. Memang susah untuk menghilangkan trauma masa laluku.

Dan lagi....kembali ngaji,bukannya aku takut kehilangan kenikmatan2 yang selama ini telah kujalani, tetapi lebih pada kekhawatiran bahwa aku tidak akan kuat menjalani kehidupan itu sebagaimana hal ini telah menyebabkanku mutung seperti waktu itu. Juga ketakutan akan kegagalan yang mungkin akan kuhadapi.

Harus kuakui, hal-hal seperti ini timbul karena trauma ribadiku ketika masih ngaji di Jakarta. Pengalaman pertama waktu itu serta "clash" yang sempet erjadi dengan keluargaku menyebabkan aku berpikir, apakah aku bisa lepas dari bayang-bayang ketika itu??Sungguh, jika mengingat waktu itu, aku sangt merindukan semangatku yang menggelora, tapi sekaligus juga menyesali diriku yang sedemikian hijau sampai tidak memperhatikan keadaan disekitarku sehingga aku dcurigai yang tidak-tidak.

Gara2 ini, aku malah sampai sekarang sempat berpikir, apakah aku bisa melupakan masa2 pahit waktu itu agar aku dapat melangkah lebih lanjut. Memang, masa lalu tidak dapat dirubah, hanya dapat diambil hikmahnya. Hanya saja bagiku, masa lalu ku seakan-akan seperti sebuah hantu yang senantiasa siap menerkamku sewaktu-waktu.

Anyway, aku telah memutuskan untuk menerimanya. Hanya saja ....aku ingin menjalaninya secara perlahan....tapi pasti. Aku tidak ingin kegiatanku ini menimbulkan luka di hati orang2 terdekatku. Sebaliknya....aku ingin mereka bangga aku senantiasa memegang teguh panji kebenaran dan keadilan. Suatu cita2 yang sampai sekarang kuimpikan dan kurindakan realisasinya.

Last but not least....adalah concernku terhadap kuliah S2 ku di Australia nanti. Aku selama ini senantiasa bertanya untuk diriku sendiri, apakah untuk aku ato tuk kedua orang tuaku belaka?Memang...posisi orang tuaku menuntut aku untuk memenuhi image mereka didepan kolega dan keluarga. Hanya saja hal ini seringakali membuatku sakit dan terkekang. Sakit karena seakan mereka memintaku melakukan segala hal tanpa mempertimbangkan perasaan pribadiku. Terkekang karena aku tidak bebas untuk membuat keputusan bagi diriku sendiri.

Aku hanya berharap akan datang waktu dimana aku dapat mengepakkan sayap-sayap patah secara bebas sembari menyelam di langit yang biru nan cerah dimasa depan. Masa dimana aku tidak perlu lagi direcoki oleh hal2 yang dapat mengekang diriku untuk mengambil keputusan secara lebh mandiri. Dan bagiku.....ke Australia untuk mengejar hal ini bukanlh sesuatu yang buruk. Malah sebaliiknya....harus kumanfaatkan sebaik-baiknya.

Bagiku,,,,,letak kepatuhan, letak kesetiaanku bukanlah kepada sesuatu hal yang semu...tetapi pada sesuatu hal yang lebih abadi bagiku....dimana hal ini akan kurintis kmbali sebagaimana telah kusebutkan sebelumnya. Makanya....aku rela melepas segala simbol yang melekat padaku suatu waktu jika itu memang itu diperlukan untuk membebaskan diriku yang sekarang.

Oleh krena itu....aku takan keberatan jika harus menjalaninya dengan penuh rasa sedih....penuh rasa sepi dan melalui jalan yang terjal untuk menggapai impian dan citaku. Bukannya sombong...tetapi selama ini memang tidak banyak orang yang bisa memahami aku. Dan memang tidak perlu banyak....cukup aku dan Gusti Allah SWT yang patut tahu. Bagiku.....kesedihanku...kebahagiaanku.....semuanya hanyalah untuk aku dan aku sendiri saja....

No comments:

Post a Comment