Masih sekitar 6 hari lagi menjelang kegiatan perdanaku disini yakni berupa prep week dan aku masih bisa dikatakan harus mengais-ngais kegiatan tiap harinya agar ada kerjaan disini. Tuk hari2 pertamaku disini aku gunakan untuk mengenal kota Perth, mengenal kampus, pindah ke asrama dan jalan2 ma si Evy sekalian bantu nyari tempat kos-nya.
Beberapa hari ini aku sempat bekenalan dengan 2 mahasiswa Indo. Masing2 dari Surabaya dan Aceh. Yang dari Surabaya aku dikenalin ma Denok. Namanya Mas Roem, kul di Murdoch. Kami sudah sempet ketemu Sabtu kemarin. Walopun cuma singkat tapi aku senang bisa ketemu ma orang Indonesia agi disini. Yang anak Aceh namanya Alfian. Aku dikenalin lewat mas Roem. Tapi kami masih harus ketemu. Aslinya sih kemaren tapi diundur ampe ntar sore. Tempat tinggalnya juga dekat dari tempatku yakni di Guild House yang terletak sekitar 100 m jalan kaki dari tempatku.
Selain hal2 diatas, bisa dikatakan aku banyakan melamun dan membaca novel tetralogi Laskar Pelangi. Terlepas bagaimana aku mendapatkan buku ini pada awalnya, aku sangat bersyukur bisa membaca seri novel ini. Ceritanya sendiri sangat inspiratif dan menggugah semangat. Belum lagi ada beberapa persamaan antara apa yang sedang kualami dengan apa yang ada di buku. Membaca buku ini sedikit banyak telah membantuku mengurangi rasa sepiku jika tidak sedang melakukan apa apa di kamarku.
Adapun mengenai lamunanku di kamar, well...it really can't be helped. At least until I've attended prep week. Pengen banget sih sebetulnya jalan2 menjelajahi rute bis dan kereta. Apalagi aku sudah mendapatakan kartu SmartRider sehingga ngga perlu repot2 nyiapin uang receh tiap kali naik suatu metoda transportasi. Permasalahan utamanya adalah hawa panas yang sangat menyengat disini. Panas disini kalo gw bilang mirip2 kaya panas di padang pasir. Ngga ada nuansa lembab sedikit pun. Dengan adanya hal ini, paling ngga harus persiapan minum di tas kalo mo jalan2.
Ketika kumelamun menatap jendela, sebetulnya ada perasaan damai yang kudapatkan. Hanya saja nuansa ketenangan disini seakan-akan aku terisolir dari lingkungan. Mungkin aku mengatakan hal ini karena temanku masih belum banyak. Selain itu, perasaan damai ini juga terganggu oleh kesenyapan dari pohon2 yang kupandangi tiap hari. Kering dan ngga bergerak sedikit pun. Hal ini sedikit banyak mengingatkanku pada Surabaya kalo sedang panas-panasnya.
Beberapa hal yang masih harus kulaksanakan adalah lapor diri ke konjen, menjelajahi jalur2 bis serta membuka rekening. Tuk lapor ke konjen, aslinya sih Jumat kemeren dah harus terlaksana. Apa daya aku lupa bawa paspor sehingga jadwalku jadi kacau. Apalagi aku juga harus jumatan sehingga harus kukorbankan lapor dirinya. Andaikata jarak antara masjid dan konjennya ngga jauh, bisa aja sih selesai Jumat itu. Masalahnya jarak antara keduanya ada sekitar 1,5-2 kilo rek.
Menjelajahi jalur bis, hmmmm.....emang perlu sih kalo yang ini gw rasa. Bukannya apa. Bagiku yang masih harus jalan kaki kemana-mana, bis merupakan salah satu metode yang harus kumanfaatkan. Apalagi kalo nanti sudah masuk dan aku ada perlu ke rumah teman ato orang lain. Tentunya akan lebih terasa bukan. Aku masih harus mencari waktu yang tepat coz menjelajahi jalur bis juga berurusan dengan banyak persiapan seperti minum dan waktu sholat. Kalo ngga persiapan bisa2 aku kelewatan waktu sholat yang jadwalnya jadi agak aneh di negara 4 musim seperti OZ ini.
Adapun untuk buka rekening, aslinya ngga keburu amat. Planku baru buka rekening nanti kalo dah masuk prep week. Kenapa jadi keburu dikarenakan aku merasa perlu sambungan internet yang sifatnya dedicated. Ini dikarenakan sifat ngenetku yang sering nge-download dan kunjungan rutin ke warnet tentunya ngga bisa memuaskan hasratku. Beberapa hari yang lalu aku ke kota ma Evy tuk nyari tawaran2 ngenet yang sekiranya terjangkau dan juga cepat. Beberapa sudah ada ditangan tapi ada satu masalah. Masalahnya adalah aku harus punya rekening dimana nanti tagihannya akan di-debit langsung dari rekeningku. So...that's why I'm quite deperate to open a savings account.
Bicara masalah ngenet juga bukan berarti segala beres hanya dengan membuka rekening. Permasalahan lainnya adalah bahwa hampir semua dari tawaran2 itu mengharuskan aku untuk mengikat kontrak dengan mereka selama minimal 2 tahun. Kalo dah begini, tentunya ngga bisa grusa nggrusu langsung main ikat kontrak. Walo ayah sendiri sudah melarang aku main kontrak yang begini, aku sendiri masih harus memikirkan beberapa hal sebelum mengiyakan salah satu tawaran yang ada. Yang pertama adalah bagaimana jika aku liburan ke Indonesia. Tentunya tagihan akan jalah terus walo aku ngga make Internet. Yang kedua adalah bagaimana jika aku memutuskan kontrak. Kalo yang ini sih kemungkinan bakal terjadi coz waktu studi normalku akan selesai sekitar bulan Desember 2009.
So the problem now is to think quickly and find other kinds of plans that don't involve long term schemes. Bagaimanapun cepat ato lambat, aku bakal membutuhkannya coz ngga mungkin lah aku terus2an nyanggoni kampus atao turun ke kota tuk ke warnet hanya tuk sekedar donlot. Dengan banyaknya tugas dan belajar yang harus kulakoni nanti menurut perkiraanku, adalah naif hanya mengandalkan metode2 hiburan yang sifatnya konvensional tuk menghibur diri. Aku butuh suatu hiburan yang dapat kunikmati hanya tuk diriku sendiri. Sesuatu yang sifatnya gw banget. Let's just hope I'll find a solution sooner or later.
So, I guess that's all for know. Only 6 days left so endure it. I'm pretty sure life will be more colorful when prep Week comes. Just do what u've already planned and try some unconventional methods to get to know people. Why not go to the common room for instance. There might be other people there like me waiting to make new friends. Anyway...C Ya later.....
No comments:
Post a Comment