Thursday, February 01, 2007

Scars of Time

Ketemu lagi. Sori kalo dirasa agak lama. There's something lately that's speeding me up. Itu lho......masalah wawancara penelitian. Alhamdulillah dah dapat 4 responden sejauh ini + 3 lagi yang dah menyatakan kesanggupannya tuk aq wawancarai dalam waktu dekat. Who said that i'll regret not joining those who went to Malaysia??

Kalo ngeliat judulnya kayaya kok serius amat ya blog ini?Ahh...ngga juga, hanya saja emang blog kali ini ta' maksudkan tuk sedikit bermuhasabah atawa merenung (bukan merenung dalam artian tidur lho...).

Kadang2 aku berfikir, sejauh apakah hidup ini aq arungi. Sejauh manakah aq telah melangkahkan kakiku agar dapat melangkah jalan kebenaran. Bagaimanakah hidupku telah kujalani. Hal2 ini sampai sekarang masih terngiang2 dalam lubuk sanubariku.

Dalam posisiku sebagai mahasiswa, seringkali aq menatap masa lalu, how i cherished those times, how i enjoyed life to my fullest. How me and my friends held high our dreams and idealism. Melihat orang2 tua disekitar kita, membuat kita berpikir, andaikan waktu bisa berhenti sehingga kita bisa selalu dalam keadaan muda.

Namun....life goes on. Day by day....month by month....year by year passes by. Dalam jangka waktu tersebut, kadangkala, ada saja yang berubah pada diri kita. Walaupun kita tidak ingin hal itu terjadi, namun yang pasti, kita akan tambah tua. Ketuaaan adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan yang fana ini. Namun yang seringkali kita takutkan adalah, apakah ketuaan itu akan turut mempengaruhi semangat kita dalam kehidupan ini.

Semakin tua seorang manusia, biasanya dia akan semakin menghadapi bagaimana kerasnya hidup, bagaimana kotornya hidup seorang manusia dan menghadapi bagaimana tidak berdayanya manusia dalam menghadapi keadaan sekitarnya. Hal-hal ini lambat laun akan mengikis hati nurani, kesucian hati dan kefitrahan dalam diri kita. Ibaratnya erosi, hal ini perlahan tapi pasti akan memakan diri kita jika kita tidak membentengi diri dari hal2 ini.

Bagi yang SMA, kadang mereka melihat orang lain yang dah mahasiswa atu yang dah kerja dan berkata "...enaknya yang dah kaya gitu, bisa have fun terus, seakan hidup ngga pernah susah...". Namun hal yang sebaliknya juga dilontarkan oleh mereka yang lebih tua pada yang lebih muda "enaknya masih muda, tenaga banyak, ngga memikirkan beban hidup, pokoke have fun forever...". Suatu paradoksisme yang seringkali menimbulkan ironi tak berkesudahan.

Bagi ku sendiri, pepatah waktu adalah pedang semakin membuktikan diri. More than half a decade of life full of turmoil for me has really eroded my soul to the least. Dalam akhir masa kuliahku, membuatku berfikir, andaikan waktu bisa terulang. Andaikan kita kita bisa menikmati masa2 penuh cita dan idealisme itu. Sayangnya hal ini takkan pernah terjadi.

Dalam keadaan ini, yang hanya bisa kita lakukan adalah semakin menyadari pentingnya masa hidup kita. Enjoy and cherish it while u can. Don't use it for such frifullous things. Hold high the banner of truth, hold high your dreams and don't ever loose your idealism.

Eventhough, look back to your past. Don't ever forget it cause it'll serve as a lesson to us. Never ever regret what we've done cause regrets don't lead us to anything besides agony and neverending pain. If we have time to regret, it'll be better to do more usefull and meaningfull things to our life for an atonement. More enjoyable rather than sulking deep within the dunes of our pain adn sorrow.

The past sure is dark, but don't worry. As long as we have something to reach and gain, surely there will be a path. Paths only exist for those who believe in it. Paths ain't for loosers and people who like to stay in the shadows of their past. A path will only open if we try to make and pave it. Hopefully, it'll lead us to a place where we all longed for.


Dedicated to the other me, and all people struggling to live as a "human"......

No comments:

Post a Comment