Sunday, January 27, 2008

24 hours later....(Part 1)

Well...here I'am now in Perth. Walo lega bisa juga sampai di kota ini setelah penantian yang cukup lama, tapi yang jelas hatiku banyak meninggalkan kisah.

Dalam 24 jam terakhir lebih dikit mulai sore maghrib sebelum aku berangkat sampai pukul 9 ketika aku menuliskan blog ini keesokan harinya, banyak dan banyak hal yang telah terjadi. Yang jelas apa yang gw lakukan selama waktu tersebut cukup menyita waktu dan menguras emosi-ku beberapa saat.

Sore itu gw mulai ngirim sms pamitan ke beberapa teman. Yang jelas gw cicil, mulai yang paling jarang dw hubungi sampai yang paling sering. Sms balasan pun mulai datang secara bergelombang mulai saat itu sampai beberapa saat menjelang aku boarding ke pesawat. Yang pasti, semua pesan itu meninggalkan pesan mendalam bagi diriku yakni betpa banyak rupanya orang yang perhatian padaku dan berharap banyak akan kesuksesanku kuliah di Perth ini. Sayangnya karena satu dan lain hal, gw ngga sempet memperpanjang dan memperbanyak waktu2 terakhir dengan teman2 karena satu dan lain hal seperti salah satunya kehabisan pulsa. Padahal sorenya gw dah minta lim tuk ngutangi pulsa sebanyak 15K. Nevertheless, paling ngga gw lega sekitar 90% lebih teman2ku sudah kupamiti.

Memasuki pesawat, rupanya kondisi cukup bikin sesak karena banyak2nya wong2 bule menurut gw yang menuh2in kursi pesawat yang cukup kecil aslinya. Niat awal untuk segera pulas tertidur setelah take off buyar gara2 makan malam disajikan. Walo cukup enak, tapi tetap aja gw agak sebel coz habis itu gw lumayan susah tuk kembali tidur nyenyak. Akhirnya, gw berhasil memejamkan mataku walo ngga pulas skitar 2 jam sebelum dibangunin beberapa menit menjelang kedatangan di perth.

Turun di pesawat, badan rasanya kaya habis diremuk oleh 2 pesumo level yokozuna, ngantuk dan capek tapi tidak tersalurkan secara benar. Sebelum sempat memikirkan hal ini, gw dah kembali disibukkan dengan sedikit masalah terkait bumbu pecel yang gw bawa. Rupanya hal ini harus dilaporkan dan gw sama sekali ngga tahu mengenai hal ini. Keluar dari bandara tahu2 langit sudah cukup cerah sehingga bisa dikatakan gw telat sholat subuh. Cih...bettter not repeat it again :(Dari bandara naik taksi sampailah di hotel yang letaknya di tengah kota Perth. Sayangnya ngga bisa langsung check in sehingga beberapa barang harus dititipkan dan keluarlah kita mencari sarapan tuk mengisi menyongsong hari yang bisa dikatakan lumayan melelahkan.

Akhirnya terpaksa sarapan di Mc D. Aslinya sih banyaaaakkkk banget menunya yang g halal, tapi gw akalin dengan makan hotcakes aja+teh. Sebetulnya ada beberapa resto halal yang kami temui tapi beberapa memang belum buka sepagi itu. Aslinya juga makan hotcake sama sekali ngga mengenyangkan but terpaksa sekali harus dibetah-betahin.Setelah itu, gw nyempetin diri tuk beli kartu perdana dimana gw memutuskan memilih yes optus.

Rupanya tuk urusan kartu telepon kli ini cukup bikin senewen. Apalagi kalo bukan karena ribetnya aktivasi yang ternyata harus dilakukan dengan berbicara langsung dengan operator. Kalah ah ama metode aktivasi di Indo yang cepat dan cuma lewat sms aja. Setelah melewati interogasi opeartor berlogat India yang lumayan bikin telinga merah, gw akhirnya bisa mencoba secara terbatas fitur2nya. G banyak2, cuma ngabari pihak IDP mengenai kedatanganku di Perth. Ahya...Rupanya dari aktivasi tadi gw mempelajari 1 hal menarik yakni ketika beli kartu SIM perdama disana itu belum termasuk no hp definitif. In other words, kita baru dapat nomor pasti setelah kita melakukan aktivasi dan disetujui, ruweeeeeeeetttttttt........

Next thing....mencari mobil sewaan tuk dipake ngideri sekitar Curtin mencari akomodasi. Tuk hal ini, awalnya gw cukup waswas karena ayah ngga punya SIM internasonal. Tapi ternyata pake SIM Indonesia bisa juga so akhirnya meluncurlah juga kita mencari kampus CUrtin yang berada di luar pusat kota. Mencarinya sendiri pun juga cukup ruwet karena ketidaklengkapan pada peta yang dibeli ayah, kita sempet beberapa kali tersesat dan harus mencari jalan kembali ke jalan utama. Begitu sampai di Curtin pun juga masih bikin bingung coz rupanya tempatnya sangat luas dan akhirnya kita harus memarkir mobil dan mencarinya dengan berjalan kaki ke International Office.

Sampai disana, segera kutanyakan pada petugas yang ada apakah bisa dibantu mencarikan akomodasi. Alhamdulillah responnya cukup baik dengan disediakan waktu janjian sekitar 45 menit kemudian. Sisa waktu ini kemudian kupake tuk makan siang di cafetaria di samping kantor itu yang kebetulan juga menjual makanan padang halal. Kebetulan yang baik pula ketika mendapati bahwa yang menjual adalah orang Indonesia yang baik hati juga menawarkan tempat tinggalnya. Tawaran yang menarik tapi sayangnya harus kulakukan semacam perbandingan dengan tempat2 yang bakal gw cari berikutnya.

Setelah bertemu pada waktu yang disepakati, kami semua bersama pertugas dari housing service meluncur ke tempat2 off campus yang menawarkan tempat kosong. Yang pertama kami datangi adalah sebuah flat dekat kampus. Aslinya sih mau bangat yang ini coz kondisinya fully furnished and termasuk beberapa tambhan seperti TV, DVD player dan favorit gw.....Playstation 2!!!Wah...andaikata gw jadi nempati yang ini, jamin deh hari2 ku di bang yus bakal serasa dibangkitkan kembali. Sayangnya tempat itu mempunyai satu kelemahan payah yakni hawanya yang sangat menyengat. So terpaksa kami mencari lagi. Pilihan berikutnya rupanya datang dari lokasi On-campus yakni di Don Watts. Bisa dibilang yang ini lebih unggul dari segi jarak dai kampus serta nuansanya yang lumayan rindang. Akhirnya gw putuskan tuk ambil yang ini. At least paling ngga bisa dapat kamar dengan keadaan yang sama dengan pilihan pertama tapi jauuuhhh lebih dekat dengan kampus. Ah...andaikata gw bisa memastikan tempat ini jauh2 hari dari Indonesia, pasti gw ngga bakalan harus repot2 mencari akomodasi di Perth.

To be continued.....

No comments:

Post a Comment